Serba Serbi Hari Santri Nasional Pondok Pesantren Anwarul Falah 2019

Serba Serbi Hari Santri Nasional Pondok Pesantren Anwarul Falah 2019

Tanggal 22 Oktober termasuk hari yang istimewa bagi santri Indonesia. Karena tepat pada tanggal 22 Oktober ini, ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional. Dan alasan utama ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, ialah untuk memperingati peran besar kaum kiai dan kaum santri dalam perjuangan mereka melawan penjajah yang bertepatan dengan “resolusi jihad” yang dicetuskan oleh kiai besar NU, yaitu Mbah KH. Hasyim Asy’ari.

Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tahun 2019, Pondok Pesantren Anwarul Falah Banyuurip Purworejo tidak ingin ketinggalan dengan pesantren lain. Tahun ini, pesantren ini juga ikut berpartisipasi dengan mengadakan berbagai kegiatan. Adapun, tujuan dari diadakannya acara ini, selain untuk mengenang perjuangan dan pengorbanan para pendahulu mereka dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa ini, antara lain untuk memperbaiki kualitas santri yang lebih unggul, menumbuhkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan mengembalikan semangat resolusi jihad yang mulai luntur dimakan waktu.

Beberapa kegiatan pun mulai dilaksanakan tepat pada hari-H, yaitu pada tanggal 22 oktober 2019. Dan yang akan berakhir pada puncak acara, yaitu malam jumat tanggal 24 oktober 2019. Namun sebelum kegiatan ataupun acara dimulai, beberapa persiapan sudah tentu dirancang dengan matang. Yang mana semuanya bisa berjalan dengan lancar dengan kerjasamanya para santri serta dukungan para asatidz serta para guru MA Takhassus.

Setiap acara, tentunya memerlukan suatu kelompok panitia demi kelancaran jalannya acara tersebut. Begitu juga dalam acara ini. Satu minggu sebelum digelarnya acara memperingati hasarnas 2019, pengurus komplek dan sekolah bekerja sama membentuk panitia hasarnas yang diketuai serta ditanggung jawabi oleh ketua panitia, yaitu Sdr.Irsyadul Haq dan Sdr.Abdul Mutholib, serta dukungan bapak lurah PP.Anwarul Fallah, Ust.Syamsul Arifin. Yang mana sebelumnya, saya(penulis) mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada  segala lapisan, khususnya kepada panitia yang sudah berjuang menjalankan program HASARNAS 2019 agar dapat berjalan dengan lancar. Tidak lupa pula, kepada para santri yang sudah ikut berpartisipasi dalam berjalannya acara ini.

Dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan hasarnas 2019, karena kalau basa-basi soal pembukaan terus, pasti tidak akan ada habisnya jika belum dikasih penutupan J.

Kegiatan-kegiatan hasarnas 2019 kali ini hampir sama dengan tahun kemarin, karena bercermin pada dalil:           المحافظة على قديم الصالح والأخذ بجديدالأصلاح        “melestarikan budaya (tradisi) yang sudah baik dan mengambil (memfilter) budaya atau tradisi baru ke yang lebih baik”.

Untuk menyambut hari santri naional 2019, para panitia acara telah merancang beberapa agenda. Seperti halnya, upacara bendera dalam rangka memperingati hasarnas. Yang termasuk kewajiban bagi santri Indonesia dan menjadi suatu wujud akan cinta tanah   air. Upacara bendera termasuk salah satu kegiatan yang mengandung nilai(unsur) cinta tanah air, karena didalamnya terdapat pembacaan pancasila, yang sudah tentu menjadi kewajiban didalam sebuah upacara. Padahal pancasila sendiri menjadi dasar atau ideologi bangsa indonesia. Sedangkan santri juga termasuk warga negara indonesia (bagi yang asli indonesia). Maaf, sedikit ngelanturJ. Dan, pada upacara tersebut juga dibacakan ikrar santri yang diikuti oleh seluruh peserta upacara yang menjadi pegangan santri dan menjadi janji suci santri nasionalis. Dan masih banyak kegiatan-kegiatan yang di lakukan, seperti lomba dan lain-lain. Dibawah ini kami paparkan kegiatan-kegiatan yang terlaksana dalam Pon-Pes Anwarul Falah. Sebelumnya, dari penulis mengucapkan “selamat membaca”.

Sebagai acara pembuka untuk memperingati hasarnas di Pon-Pes Anwarul Falah beserta sekolah MA Takhassus NA ini, digelarlah upacara bendera merah putih. Yang mana pada upacara kali ini, cukup berbeda dengan upacara-upacara yang pernah dilakukan.

Upacara ini dimulai tepat pukul 07:30 WIB dengan segenap kehormatan santri. Yang menjadi pembeda upacara kali ini dengan upacara-upacara sebelumnya, yaitu dari segi anggota paskibra. Jika untuk paskibra-paskibra sebelumnya, hanya beranggotakan tiga orang, sedangkan pada tahun ini jumlah paskibranya beranggotakan dua belas orang. Dan paskibra inilah yang menjadi sorotan utama pada catatan saya kali ini. Karena untuk sekelas pondok yang baru berdiri, dan mampu mengadakan upacara sendiri dengan jumlah paskibra yang segitu, menurut saya  merupakan suatu kemajuan yang tidak patut dipandang sebelah mata. Adanya paskibra ini menunjukkan bahwa santri di pesantren ini pun tidak kalah dengan orang-orang yang diluar sana. Bahkan, dengan kekompakannya, mereka memamerkan suatu formasi yang setau saya, formasi ini jarang digunakan pada upacara-upacara umum. Yang jika kita lihat dari gb.diatas, menunjukkan formasi yang untuk ini, saya memberikan istilah sendiri dengan sebutan formasi piramida, karena gerakannya yang berputar segitiga seperti piramida saat paskibra utama akan mengibarkan bendera. Dan yang saya takjubkan lagi adalah karena semua anggota paskibra benar-benar masih pemula. Berbeda dengan pondok modern yang sudah terlatih. Dan itupun, membutuhkan waktu latihan yang cukup lama untuk sebuah kekompakan yang bisa dipamerkan dalam publik.

Pada upacara hasarnas ini, berhubung bapak lurah pondok masih ada halangan, maka pembina dihaturkan kepada Bpk.Ustadz Anwaruddin. Segala kehormatan, saya haturkan kepada beliau, yang telah bersedia mengisi kekosongan pembina. Petugas upacara yang bertugas pun bukan hanya dari siswa sekolah saja, namun ada beberapa dari santri non tahkasus. Tak lupa, saya ucapkan terima kasih kepada semua anggota personil upacara hasarnas, karena sudah menjalankan tugas dengan sepenuhnya, dan bertugas dengan profesional. Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada seluruh guru dan staf MA Takhassus NA, baik yang putra maupun putri yang telah hadir pada upacara ini.  Upacara berjalan dengan khidmat, tanpa halangan suatu apapun.()

 

Setelah upacara selesai, dilanjutkan kegiatan-kegiatan yang telah dijadwalkan oleh panitia, yaitu lomba-lomba. Yang mana lomba tersebut sebagai tombak semangat dalam memeriahkan hasarnas 2019. Lomba yang diagendakan pun bermacam macam. Lomba tersebut dibagi berdasarkan kelas madrasah. Yang pertama yaitu lomba sepak bola. Pada lomba sepak bola kali ini, juga berbeda dari tahun kemarin. Jika tahun kemarin, lomba sepak bola disyaratkan memakai kacamata plastik minuman gelas yang pastinya, yang kalau difikir memang mudah, tapi kenyataannya sangat sulit. Karena hanya bisa melihat depan saja, tidak bisa melihat bagian bawah. Dan yang menambah sulit lagi memakai sarung yang harus ditali bagian bawahnya. Jadi, misalkan pemain menendang pun tidak bisa keras dan jika berlari juga tidak bisa kencang. Kelemahan atau resikonya adalah menendang kaki pemain lain ataupun jatuh ke tanah. Itu sekilas hanya gambaran sepak bola hasarnas tahun lalu. Dan dengan pertimbangan segala resiko itu, maka ditahun ini sudah diberi kemudahan, yaitu cukup memakai sarung dan memakai peci. Tetapi tetap ada syaratnya, yaitu apabila peci tersebut jatuh, maka pemain akan dianggap melakukan pelanggaran. Cukup gampang, hanya saja kendala panas matahari yang begitu menyengat, juga menjadi pembeda dengan tahun kemarin. Perbedaan yang terlihat kontras, juga terdapat pada sang komentator. Jika tahun kemarin setiap pertandingan selalu dimeriahkan dengan komentator yang handal, adapun sekarang sudah tidak adalagi. Karena sang komentator telah pergi selamanya.

Pertandingan sepak bola dilaksanakan dalam tempo dua hari, dikarenakan waktu yang begitu singkat. Hari pertama hanya cukup untuk fase penyisihan, sedangkan  untuk laga semi final dan final dilanjutkan pada hari kedua. Batas waktu acara lomba memang hanya sampai sebelum waktu solat dzuhur. Dikarenakan semua santri tetap wajib mengikuti jamaah solat seperti hari-hari biasa, pun tidak ada rukhsoh (keringanan). Dan kegiatan hasarnas ini, tidak boleh dijadikan alasan utuk meninggalkan jamaah solat. Juga kegiatan-kegiatan pondok lain yang berlaku. Intinya, kegiatan hasarnas ini tidak boleh mengganggu kegiatan kegiatan pondok. Dan jika misalkan mengganggu, maka dari pihak pondok akan menghentikan dengan paksa kegiatan tersebut.

Di hari kedua peringatan hasarnas ini, kembali diawali dengan apel bersama yang wajib diikuti oleh semua santri. Apel pada pagi ini harus memakai pakaian lengkap, seperti sarung, peci, dan baju lengan panjang. Yang sebagai wujud ketaatan atau penerapan dalam keseharian santri, dan sebagai apresiasi santri terhadap hasarnas. Baru setelah apel selesai, dilanjutkanlah pertandingan berikutnya. Yaitu memasuki fase semi final. Pada laga semi final ini, ada tiga kelas yang beruntung dapat melangkah ke fasae ini. Adalah kelas 2 ibtida’, 3 ibtida’, dan 3 tsanawi yang beruntung melangkah menuju fase semi final. Pertandingan pembuka pada laga semi final mempertemukan antara kelas 3 ibtida’ vs kelas 3 tsanawi. Sedangkan kelas 2 ibtida’ menunggu satu tim yang kalah pada laga tersebut.

Pada laga pertama ini, kelas 3 tsanawi memimpin penuh jalannya pertandingan. Mereka langsung menekan habis-habisan kelas 3 ibtida’ sejak ditiupnya peluit panjang tanda mulainya babak pertama. Sebenarnya hasil akhir pertandingan ini adalah 6-2, namun ada 2 gol yang karena kekhilafan wasit, akhirnya tidak dianggap gol. Kemudian, dilanjutkan pertandingan semi final yang kedua, yang mempertemukan antara kelas 2 ibtida’ vs 3 ibtida’. Dengan hasil akhir 3-1 untuk kemenangan kelas 2 ibtida’.

Dan karena itu, maka tim yang lolos menuju babak final adalah kelas 2 ibtida’ dan kelas 3 tsanawi. Babak semi final ini, dipimpin oleh wasit Irsyadul Haq. Yang tidak lain adalah sang ketua panitia. Pertandingan final ini berjalan lebih panas dari pada sebelumnya.  Selain karena panas matahari yang mulai menyengat, dikarenakan juga adu tak tik antara 2 tim yang begitu imbang. Setelah duel panas 2 babak dilakukan, akhirnya kelas 2 ibtida’ dapat menundukan kelas 3 tsanawi dengan skor tipis 3-2. Untruk itu, saya ucapkan selamat kepada pemenang.

Itulah jalannya lomba sepak bola pon pes anwarul falah dalam rangka memperingati hasarnas 2019. Di lanjut dengan lomba berikutnya, yaitu lomba balap santri atau istilah tepatnya balap egrang.

Egrang adalah  permainan klasik yang sudah hampir punah termakan zaman. Bahkan, hampir disetiap lapisan masyarakat Indonesia, egrang sudah hilang tiada jejak, karena sudah kalah tenar dengan gadget atau handhephone. Diera zaman modern ini, sudah sangatlah sulit bagi kita untuk menemui permainan ini. Mungkin, kita bisa menemukan permainan egrang hanya ditempat terpencil dan plosok, yang masih belum tersentuh oleh kejamnya  era modernisasi. Lomba balap egrang ini sebenarnya tidak termasuk daftar kegiatan, tapi setelah ada usulan mendadak, yaitu dengan pertimbangan pada dalil yang telah disebutkan diatas, yaitu melestarikan budaya-budaya yang baik, maka panitia menyetujui mengadakan lomba ini. Dan permainan egrang ini memang termasuk salah satu permainan klasik yang terbilang sudah berumur tua. Permainan ini juga termasuk budaya baik. Karena dapat menjadi lambang dari kemandirian, dimana kita harus bisa berdiri sendiri dan berjalan di atas rintangan keterjalan yang ada. Dengan tetap menjaga keseimbangan pada tingkat ketinggian tanpa adanya bantuan.

Dan dengan berkaca dengan urain diatas, maka tujuan utama diadakan lomba egrang ini, tidak lain adalah untuk melestarikan budaya dan sebagai wujud cinta akan budaya yang berupa permainan klasik ini. Karena Jika tidak dilestarikan, mungkin akan hilang dan benar benar musnah. Memang, Indonesia kaya akan budaya dan permainan klasik daerah, tapi jika tidak dilestarikan, negara ini akan kehilangan budaya satu persatu. Dan otomatis, Indonesia akan kehilangan jati dirinya. Maka, sudah sepatutnya kita sebagai santri Nusantara, untuk mampu menjaga dan melestarikan buadaya-budaya asli Indonesia yang telah luntur. Dan mengembalikan kembali identitas negara ini.

Lomba balap egrang ini bermodelkan estafet dengan peraturan 2 kali putaran, dan setiap 1 kali putaran, pemain akan bergantian. Untuk itu, dibutuhkan 2 perwakilan dari setiap kelas. Yang menjadikan permainan ini semakin sulit adalah kewajiban memakai sarung. Ditambah lagi Egrang yang digunakan ini pijakannya dibuat dengan ketinggian 60cm dari tanah. Cukup tinggi dari engrang pada umumnya. Pada akhirnya, lomba balap egrang ini berjalan dengan lancar dan dimenangkan kelas 4. Sembari lomba egrang dilaksanakan, juga di adakan lomba indoor, yaitu lomba kaligrafi. Lomba egrang serta kaligrafi ini dilaksanakan masih pada hari kedua.

Pada lomba kaligrafi tahun ini, juga berbeda dari tahun seblumnya. Yang mana jika tahun lalu, tulisannya bebas dan harus di warnai. Sedangkan pada lomba tahun ini, para kompeten harus mencantumkan tulisan anwarul falah dan hanya disediakan pensil penghapus serta penggaris, tidak ada yang boleh mewarnai. Durasi lomba yang diberikan oleh panitia adalah 2 jam. Dimulai dari pukul 09:00, dan berakhir pada pukul 11:00. Para peserta yang mengikuti lomba diberikan kebebasan untuk menentukan khot yang akan digunakan. Peserta diambil 1 orang dari perkelasnya. Dan pastinya, setiap kelas memiliki peserta sendiri yang jago menulis kaligrafi. Apalagi statusnya di pondok, sudah tentu terbiasa menulis arab. Dan setidaknya, sudah mengenal khot-khot arab yang biasanya digunakan pada kaligrafi. Hanya saja, satu catatan besar yang harus diperhatikan oleh pesantren ialah tiadanya pembelajaran kaligrafi, sehingga yang belajar khot di pondok ini sedikit sekali, itu pun mereka belajar dengan metode autodidak alias belajar sendiri. Dan harapan saya, semoga dengan adanya lomba kaligrafi ini, bisa menarik simpati para santri untuk belajar khot yang indah. Terlebih lagi, dari pihak pesantren mau membuat suatu program pembelajaran kaligrafi. Setelah berjalan 2 jam, lomba kaligrafi ini pun selesai, sekaligus menutup kegiatan pada hari kedua .

Hari ketiga, tepatnya tanggal 24 oktober 2019, kembali dibuka dengan acara apel bersama. Dan dilanjutkan dengan kegiatan lomba yang selanjutnya, yaitu lomba khutbah dan lomba pantomim. Sebenarnya ada lomba estafet sarung, akan tetapi terpaksa dibumi hanguskan. Karena waktu yang tidak mencukupi.

Lomba khutbah ini juga dibutuhkan 2 peserta, yaitu khotib dan bilal. Dan keduanya pun harus berpenampilan seperti layaknya khotib atau bilal sungguhan. Dalam lomba ini, mengundang 3 juri dari kelas aliyah. Lomba ini juga  termasuk dari lomba in door, yang berlangsung di dalam musholla. Adapun, untuk waktu tampilnya, para peserta lomba terlebih dahulu  diundi oleh juri lomba yang ada. Durasi lomba ini ±15 menit untuk setiap kelasnya. Adapun tema yang digunakan adalah religi. Dalam lomba ini, para peserta diberikan kebebasan dalam memilih metode penyampain khotbah boleh menghafal atau membaca, akan tetapi lebih baik menghafal. Lomba ini berjalan dengan khidmat, sampai penonton terkantuk-kantuk. Bahkan sampai ada yang tertidur. Setelah berjalan sekitar 3 jam, akhirnya lomba khutbah pun selesai.

Kemudian, disusul dengan lomba berikutnya, yaitu lomba pantomim. Lomba ini termasuk kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh santri. Karena lomba ini dapat menjadi hiburan bagi santri. Lomba pantomim ini juga termasuk daftar lomba yang pernah diadakan pada tahun lalu. Dan karena lomba ini dikirakan dapat melatih kerjasama dan kekreatifan para santri, maka lomba ini dimasukkan kembali pada tahun ini. Lomba pantomim ini juga termasuk dalam lomba in door dan wajib digelar di atas panggung. Syarat mutlaknya adalah bertema santri. Perwakilan kelas yang boleh mengikuti lomba ini diberi batas maksimal 6 pemain. Serta diharuskan memilih instrumen  pengiring atau backsound sendiri yang telah disiapkan oleh panitia. Selain daripada itu, para peserta lomba pantomim juga harus pandai mengatur mimik wajah serta keserasian gerakan tubuh dengan musik pengiring. Bahkan, kostum serta mukanya pun dibuat sedemikian mirip dengan lomba pantomim yang sebenarnya. Dan tidak membutuhkan waktu yang lama, secara otomatis tingkah konyol serta wajah yang lucu dari para peserta yang tampil ke depan langsung mengundang gelak tawa para penonton. Penampilan dari semua peserta lomba tersebut membuat semua penonton terpingkal-pingkal. Syarat tambahan dalam lomba ini, setelah setiap perwakilan kelas membawakan penampilan pantomim, mereka dianjurkan untuk menerangkan apa yang telah mereka tampilkan dan apa amanah yang tersimpan dibalik penampilan mereka.

Dan hari-hari sebelum jatuhnya lomba, benar-benar menjadi PR dari setiap perwakilan kelas. Mereka harus segera menentukan apa yang akan mereka tampilkan didepan juri dan penonton esoknya. Dikarenakan waktu persiapan yang juga begitu  sempit, maka mau tidak mau mereka harus mengasah otak dan mempersiapkan semuanya dengan matang. Mereka juga mengadakan latihan on time setelah waktu madrasah pondok. Dan atas jerih payah mereka, penampilan yang mereka bawakan sungguh diluar perkiraan para panitia yang hasilnya cukup lumayan. Cukup membuat orang luar (bukan santri) terpukau. Dengan adanya pantonim ini, kembali dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa santri salafi juga bisa. Santri salafi juga mampu Santri salafi juga mampu mengimbangi kemajuan zaman. Mereka tak hanya hebat dalam ilmu agama saja, namun mereka juga telah membuktikan pada dunia bahwa mereka mampu berlari menyeimbangi zaman. Lomba pantonim ini berjalan sesuai dengan rencana dan dimenangkan oleh kelas 2. Yang mana salah satu pemainnya ada juga yang jago stand up. Dia sekaligus menduduki jabatan wakil osis di MA Takhassus putra. Saya ucapkan selamat untuk kelas 2. Lomba ini sekaligus menutup acara kegiatan yang dilaksanakan pada waktu siang hari.

Lomba selanjutnya adalah lomba yang terakhir, yang dilakukan malam hari, yaitu lomba cerdas cermat islam. Lomba cerdas cermat islam, atau istilah singkatnya LCCI ini adalah kegiatan hasarnas yang sudah diadakan pada tahun lalu. Dan ditahun ini, kembali dilestarikan. Karena selain untuk mengetahui seberapa ingat para santri terhadap ilmu yang telah diajarkan selama mereka mengkaji ilmu di pondok ini. Karena soal-soal yang diberikan dari panitia lomba adalah pelajaran madrasah yang diambil dari keals 1 ibtida’ sampai kelas 2 tsanawi. Panitia dalam lomba ini adalah kelas 3 tsanawi. Peraturan lomba ini ialah setiap kelas wajib memberikan 5 orang sebagai perwakilan. Yang mana 5 orang tersebut  akan kembali diacak untuk ditentukan sebagai satu kelompok. Intinya, setiap kelompok berisikan 5 orang yang berasal dari kelas yang berbeda. Biasanya, setiap kelas menyerahkan perwakilan kepada orang-orang yang terbilang mempunyai IQ yang lumayan.

Lomba pun dilaksanakan pada malam hari setelah madrasah, tepatnya malam kamis, 23 Oktober 2019. Lomba ini di laksanakan secara out door. Walaupun kondisi malam hari yang dingin, akan tetapi hati para peserta lomba terasa panas karena memperebutkan juara. Awalnya, lomba ini akan dilaksanakan secara in door, akan tetapi karena adanya kendala listrik di dalam musholla, maka untuk mempersingkat waktu kegiatan hasarnas ini, dipilihlah lapangan sebagai tempatnya. Selain luas, juga lebih memudahkan panitia untuk menata tata letak LCCI ini. Dengan penerangan seadanya, maka dimulailah acara LCCI ini. Soal pun satu persatu di berikan kepada kelompok lomba. Adapun, system lomba ini adalah dengan 3 sesi. Sesi wajib; yang mana soal diberikan kepada kelompok pertama dan waktu berfikir atau berunding ditentukan oleh juri. Jika benar maka mendapat nilai 10, jika salah atau tidak bisa menjawab maka soal hangus. Pada sesi ini terdapat 10 soal, dan setiap soal tersebut diambil dari setiap kelas madrasah masing masingg. Dilanjut dengan sesi sunah; yaitu yang mana soal diberikan kepada kelompok pertama. bila kelompok pertama tidak bisa menjawab maka soal dilempar ke kelompok berikutnya, begitupun seterusnya. Pada sesi ini, setiap kelompo kdiberi waktu berunding atau berfikir selama 10 detik. Bila jawaban benar, akan diberi nilai 10. Bila hampir benar, mendapatkan nilai 5. Sesi berikutnya adalah sesi mubah; pada sesi ini panitia memberikan soal dan setiap kelompok dengan cepat memperebutkan soal tersebut, siapa yang mengangkat tangan duluan, maka kelompok tersebut yang berhak menjawab dahulu. pada sesi ini bila mana jawaban salah, maka nilai di kurangi 10, dan bila nilai benar maka di tambah 10. Jumlah soal pada sesi ini ada 20 butir. Dan lomba ini, mekipun berjalan begitu alotnya, akhirnya tetap berjalan dengan lancar.

Menempati kegiatan hasarnas yang terakhir, yaitu malam puncak kegiatan memperingati hasarnas. Acara ini dilaksanakan tepat pada malam Jumat, 24 Oktober 2019 serta bertempat di dalam musolla. Dalam kegiatan ini, diisi  dengan sesi mauidhotul hasanah serta dimeriahkan oleh penampilan dari grup hadroh Syubbanul Mustofa. Karena untuk malam jumat kegiatan pondok libur, maka acara ini dimulai langsung setelah jama’ah solat isya. Adapun, acara ini dibuka dengan sholawat bersama grup hadroh Syubbanul Mustofa. Kemudian, baru dilanjutkan dengan acara yang sudah disusun oleh panitia.  Sambutan dari ketua panitia beserta bapak lurah pondok pun turut mengisi acara malam ini.

Acara inti pada malam puncak ini adalah mauidhotul hasanah. Yang pada kesempatan kali ini, kembali disampaikan oleh Al-Ustadz Anwaruddin. Dalam mauidhohnya, beliau menyampaikan tentamg tema malam puncak hasarnas ini. Yaitu “santri ngaji, ngopi, ngabdi, rabi”. Beliau juga mengutarakan arti per huruf yang ada pada kata santri, yaitu س,ن,ت, ر,danي.

Yang pertama adalah huruf س yang mengandung makna     سالك في طريق الله, yang berarti orang yang menapaki jalan Alloh SWT. Karena adanya seorang yang masuk pesantren, dengan niat yang benar-benar tulus untuk  menuntut ilmu agama, hukumnya seperti orang yang jihad fisabilillah. Huruf kedua yaitu ن yang mengandung makna                ناءب عن العلماء, berarti santri harus mampu menjadi generasi penerus para ulama’ pendahulu mereka. Yang ketiga adalah huruf ت yang mengandung makna تارك عن المعاصى, yang berarti santri harus mampu menjadi panutan orang disekitarnya yang mampu meninggalkan kemaksiyatan. Yang dizaman sekarang, kemaksiyatan sudah merajalela dengan terbuka. Huruf berikutnya adalah ر yang mengandung makna راغب فى البركة, yang berarti santri harus menanamkan didalam hatinya sifat cinta terhadap barokah. Terlebih barokah dari guru. Huruf terakhir yaitu ي yang mengandung makna ياقن برحمة الله, yang berarti santri harus mempunyai keyakinan bahwa segala yang ada pada hidup kita, adalah rahmat dari-Nya. Rahmat kasih sayang dari Alloh SWT kepada hamba-hambanya. Selain yang telah saya sebutkan, Beliau Al-Ustadz Anwaruddin juga turut mengutarakan rasa terima kasihnya kepada panitia yang telah mengatur agenda kegiatan untuk mengisi hasarnas tahun 2019 ini. Sehingga Kegiatan memperingati hasarnas tahun 2019 Pon-Pes Anwarul falah dapat berjalan dengan teratur.

Sedangkan, arti atau singkatan kata SANTRI secara modern adalah s; sarung adalah identitas kami. Yang mana memang secara adat atau kebiasaan santri adalah memakai sarung. Istilah kasarnya, seseorang belum bisa dinamakan santri jika memakai sarung saja belum sempurna_masih compang-camping_ Sarung yang dipakai pun juga ala kadarnya saja, tidak harus sarung yang ber-merek ataupun sarung yang mahal. Catatan tambahan, santri juga harus bisa menempatkan diri. Harus tau kapan saatnya memakai sarung, atau tidak. Yang penting, tetap menutupi aurot. Selanjutnya a; al-quran adalah pedoman kami. Kitab al-quran adalah pegangan hidup umat islam, bahkan secara harfiah pun, al-quran adalah sumber segalanya bagi kehidupan ini. Karena al-quran memuat segalanya yang ada dalam dunia, bahkan jagat raya ini. N; ngaji adalah kegiatan sehari-hari kami. Tugas utama santri adalah ngaji, Yang mana, ngaji disini mempunyai arti belajar atau mendalami ilmu agama. Ada tiga ilmu yang bersifat fardhu ‘ain(setiap insan dituntut untuk mempelajarinya), yaitu ilmu tauhid, tasawuf, dan fiqih. Sedangkan, ilmu yang lainnya bersifat fardhukifayah(fardhu yang gugur jika di suatu daerah, sudah ada satu orang yang melaksanakannya), seperti ilmu nujum, falak, nahwu, dan shorof. T; tawaddu’ adalah sifat kami. Tawadddu’ menyimpan sebuah arti tentang sikap sopan santun. Atau bahasa lainnya adalah adab. Setiap santri dituntut untuk menanamkan sifat ini pada diri masing-masing. Karena dengan sifat ini, dapat mengangkatkan martabat pribadi setiap diri manusia. Seperti intisari dalam sebuah dalil arab. Yang artinya “adab itu berada diatas ilmu”. Seseorang yang memiliki ilmu, tapi tak mempunyai adab, bagaikan emas yang dipasang pada telinga babi. Adab ini pula yang menjadi bagian terpenting bagi santri. Memang benar, bila masih awal mondok sikap tawaddu’ santri masih tipis, karena mereka belum menyadari pentingnya sikap sopan santun. Dan yang terjadi adalah sifat arogan yang tidak bisa dibedakan dengan orang yang di luar sana.. Namun, mereka seharusnya punya kesadaran diri. Bahwa, semakin lama mereka nyantri, harus semakin tebal sikap tawaddu’nya. Huruf berikutnya R; Ridho ilahi adalah niat utama kami. Niat utama seseorang nyantri ada 3. Yaitu menggapai ridho ilahi, menghilangkan kebodohan, dan mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh-Nya. Makanya, ketika waktu masuk pondok setelah liburan, pengurus biasanya akan mengingatkan kembali kepada para santri untuk kembali menata niat mereka. Selain ridho ilahi, yang termasuk penting adalah ridho yai. Secerdas apa santri itu mengusai ilmu agama, jika dia keluar dari pondok tanpa ridho yai, ilmunya tidak akan ada manfaatnya. Yang terakhir I; insya Alloh, ketika santri-santri Indonesia sudah menguasai apa yang tertera diatas, mereka dapat menjadi insan yang unggul, yang dapat bermanfaa’at bagi agama, nusa, dan bangsa. Amiin.

Pada acara ini, panitia membentuk sebuah tim yang diberi julukan tim dekorasi. Tim dekorasi ini yang sudah berjuang siang malam menyiapkan panggung dan dekorasi untuk acara puncak hasarnas pada malam hari agar terlihat spektakuler. Walaupun tidak mewah, tapi ini cukup membuat  para hadirin melongo. Memang, jika dilihat dari segi bahan pembuatannya, bahan yang digunakan sangatlah sederhana. Bahkan untuk dana pun tidak terlalu menguras biaya. Tapi, cara pengerjaan yang membutuhkan keuletan dan persiapan yang dilakukan secara matang dari jauh-jauh hari, dapat menghasilkan dekorasi yang lumayan bagus. Walaupun seperti itu, sebenarnya waktu yang diberikan oleh panitia kepada anak dekorasi ini terlalu minim. Tempat yang digunakan untuk kegiatan lomba juga menjadi kendala minimnya waktu pengerjaan dekorasi. Karena untuk dekorasi yang seperti ini memang di butuhkan ketlatenan(jv), dan juga waktu yang cukup. Acara ini mengajarka satu hal penting bagi tim dekor, bahwa sehebat apa rancangan dekor, jika mereka bekerja dengan waktu yang mendadak dan minim, hasilnya tidak akan se-perfect apa yang dirancang. Itulah sekilas tentang dekorasi di pondok saya tercinta ini. terimakasih untuk team dekorasi. karya kalian akan selalu terkenang.

Akhir acara malam puncak, dilanjutkan dengan sesi penutupan, yaitu penyerahan hadiah. Penyerahan hadiah ini diberikan kepada para pemenang lomba-lomba pada kegiatan hasarnas. Dan yang kalah, tidak mendapatkan hadiahJ. Berikut saya lampirkan daftar pemenang dari lomba-lomba PonPes Anwarul Falah dalam rangka memperingati hasarnas tahun 2019:

  • Lomba sepak bola : Kelas 3 tsanawi
  • Lomba egrang : M Hasan Anom

Fikri Nabih

  • Lomba kaligrafi  : Fathul Majid
  • Lomba khutbah : Rohmat Faisol S

Abdul Mutholib

  • Lomba pantomim   : Kelas 2 ibtida’
  • LCCI : M Ainul Yaqin

Irfan Prastio

Harun Asy’arie

Manarul Hidayat

M Rafi

Bagi para pemenang, saya ucapakan selamat. Dan pesan saya buat kalian yang belum bisa meraih kemenangan, don’t never give up. Jangan pernah berkecil hati. Masih ada hari esok, jadikanlah kekalahan hari ini sebagai evaluasi dari perjuanganmu. Dan jadikanlah kemenangan sebagai tombak untuk menjadi yang lebih baik. Sekali lagi, saya ucapkan selamat kepada semua yang telah memenangkan lomba dalam kegiatan ini.

Dan seperti biasa, ketika ada acara-acara besar di pesantren, maka tidak akan luput dengan yang namanya makan bersama. Atau dikalangan kaum santri, istilah kerennya  adalah mayoran. Pada kegiatan ini, panitia meminta santri untuk iuran sebesar Rp.7.000 untuk mayoran. Karena dengan makan bersama, akan mempererat pertemanan antara satu teman dengan yang lain yang membuat kita menjadi lebih dekat atau saling mengerti sama lain.

Malam hari setelah malam puncak hasarnas, diisi dengan acara yang paling disukai oleh para santri. Acara itu adalah NOBAR(nonton bareng). Acara ini digelar di depan komplek. Acara nobar ini dimulai setelah mayoran, sekitar pukul 24:00 WIB. Dan berakhir sampai waktu mujahadah pagi. Adanya acara ini, hanya menjadi hiburan semata bagi para santri.

Demikianlah kegiatan hasarnas di Ponpes Anwarul Fallah. Semoga, dengan adanya kegiatan ini dapat menumbuhkan semangat juang santri, mencetak santri-santri berjiwa patriot, dan menjadikan santri unggul yang bisa membuat negara ini lebih makmur. Semoga apa yang telah berjalan dengan baik bisa selalu terlestarikan, dan apa yang berjalan kurang baik, esoknya dapat terlaksana lebih baik. Kepada semua santri, semangat untuk nyantrinya, karena santrilah penopang negara ini. dan dengan nyantri merupakan wujud kita jihad fissabilillah. Semoga seluruh santri di indonesia ini menjadi lebih unggul.

“Santri unggul Indonesia makmur”.

Dari penulis, memohon maaf bila ada kekurangan serta kesalahan dalam tutur kata. Dikarenakan waktu berfikir yang terbatas, dan kurangnya pengetahuan. Mohon maaf lahir batin ya…

Berikut ini, saya lampirkan beberapa galeri kegiatan hasarnas 2019 Pon-Pes Anwarul Falah.

 

Galeri lebih bisa minta sama Pondok Anwarul Fallah.

 

25 Oktober 2019

 

Saya(penulis)

Sekiranya yang membaca ingin mengkritik atau menambahkan sesuatu, bisa hubungi email saya [email protected]

 

Tim redaksi

Penulis : Hamba Alloh

Editor : Zaen A